Minggu, 19 Desember 2010

Alat Musik Kuriding..Khas Kalimantan Selatan




Kuriding adalah sebuah alat musik khas Kalimantan Selatan. Kuriding dimainkan oleh seniman dari etnis Bakumpai maupun Banjar. Kuriding dibuat dari enau atau kayu mirip ulin yang hanya ada di daerah Muara Teweh, Barito Utara. Cara memainkan Kuriding adalah tangan kiri memegang tali pendek melingkar yang menahan bilah kayu itu agar menempelkan di mulut.Tangan kanan menarik-narik tali panjang yang diikat pada ujung bilah sebelahnya. Terdengar seperti suara angin menderu-deru, diiringi bunyi menghentak-hentak berirama teratur.
Deru angin itu muncul dari tiupan mulut pemain Kuriding, sedangkan bunyi menghentak-hentak dari tarikan tangan kanan…Alat musik Kuriding diketahui melalui lagu Ampat Lima yang salah satu liriknya adalah "ampat si ampat lima ka ai, Kuriding patah,.." tapi jarang ada yang melihat bentuk alat itu apalagi orang memainkannya.
Tangan kirinya memegang tali pendek melingkar yang menahan bilah kayu itu agar menempelkan di mulut. Tangan kanannya menarik-narik tali panjang yang diikat pada ujung bilah sebelahnya. Terdengar seperti suara angin menderu-deru, diiringi bunyi menghentak-hentak berirama teratur.
Deru angin itu muncul dari tiupan mulut pemain Kuriding, sedangkan bunyi menghentak-hentak dari tarikan tangan kanan. Begitu pemain kuriding beraksi, berhamburan para wartawan mengabadikan permainan musik langka itu. Itulah salah satu atraksi musik kuriding yang ditampilkan dalam acara pembukaan Kongres Budaya Banjar, Ahad (4/4).
Alat musik Kuriding diketahui melalui lagu “ampat lima ading ai Kuriding patah,..” tapi jarang ada yang melihat bentuk alat itu apalagi orang memainkannya. Sayangnya penampilan pemain Kuriding dari Ngaju Kantor, Marabahan itu hanya sejenak saja. Raminah, salah seorang pemain Kuriding ditemui di belakang panggung, menceritakan ia sudah 15 tahun menjadi pemain Kuriding.
Bagi perempuan yang berusia 45 tahun itu, orang bisa bermain kuriding sudah langka. Apalagi tingkat kesulitan menguasai alat cukup tinggi, “Dulu jumlah kami yang belajar kuriding sekitar 50 orang, tapi terus bermain hanya tiga orang,” kata Raminah sambil memperlihatkan kuriding kepada Urbana.
Ia mewarisi kuriding dari ayahnya, lalu menceritakan bahan membuat kuriding dari enau, atau kayu mirip ulin yang hanya ada di daerah Muara Teweh, Barito Utara. Sesulit memainkannya, alat kuriding juga sulit dibuat meskipun tampak sederhana. “Kalau salah membuatnya dapat membahayakan pemain, makanya lagu Kuriding patah itu benar adanya. Sebab, kuriding bisa patah ketika dimainkan dan berakibat membahayakan pemainnya,” terangnya. Melihat kenyataan demikian, perempuan dari suku Bakumpai ini khawatir, generasi muda kini susah belajar bermain musik tradisional Kuriding.

6 komentar:

  1. mohon izin publish ya, dari Asmuni Kaderi, Bjm

    BalasHapus
  2. mohon izin publish ya, Asmuni Kadri, Bjm (http://kalsel.antaranews.com)

    BalasHapus
  3. bagus sekali artikel ini

    BalasHapus
  4. Mohon informasi youtube mengenai cara memainkan kuriding. Terima kasih.

    BalasHapus
  5. adek gue lagi nyari artikelnya tentang kuriding,gue nyari nyari yang paling jelas blog ini! mantaab gan

    BalasHapus